Halaman

TIPS MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER OLEH SMA HIDAYATUS SALAM LOWAYU

Posted by : Ekstra Jurnalistik SMA Hidayatus Salam Lowayu

  

Oleh: Moh. Atho'illah, S.Pd

Waka Kurikulum Tapel 2014-2015



Ujian Akhir Semester, sebuah tahapan perjalanan yang harus dilewati oleh setiap siswa dalam masa studinya di Sekolah.  Berbagai reaksipun muncul saat menjelang ujian akhir semester ini. Ada yang dihadapi dengan kegelisahan memikirkan apakah dia bisa menjalaninya dengan baik ataukah tidak. Ada yang merespon biasa-biasa saja dengan kondisi ini karena menganggap bahwa UAS merupakan sesuatu yang tidak telalu istimewa toh setiap semester kita selalu berjumpa dengan itu. Ada pula yang senang menjelang ujian. Terlepas dari  alasan-alasan tersebut, sebagai seorang siswa mulim yang baik harus menunjukkan kesungguhan (jiddiyah) dalam mempersiapkannya. William Shakespeare pernah berkata “Barangsiapa naik panggung tanpa persiapan, ia akan turun panggung dengan kehinaan” ini menandakan bahwa persiapan menjadi sesuatu yang sangat penting. Pada dasarnya kegelisahan tersebut muncul dikarenakan aktivitas belajar tersebut tidak dilakukan setiap hari, siswa cenderung hanya belajar disaat akan menghadapi ujian atau ulangan saja, kebiasaan tersebut lebih akrap kita kenal dengan istilah SKS (sistem kebut semalam). Intinya andaikan aktivitas belajar tersebut selalu kita lakukan setiap hari maka kegelisahan saat akan menghadapi ujian tidak akan muncul.
Berikut ini ada beberapa tips yang bisa kita terapkan dalam menghadapi ujian baik sebelum ujian mapun saat ujian, agar mendapatkan hasil maksimal. Akan tetapi, belum tentu tips ini bisa sesuai dengan kita karena masing – masing mempunyai gaya belajar dan karakter tersendiri.

Tips Pra Ujian
1. Lengkapi bahan ujian
Hal yang pertama kali yang harus kita lakukan adalah melengkapi bahan-bahan Sekolah untuk dipelajari dalam rangka persiapan ujian jauh-jauh hari dari pelaksanaan ujian. Dari mulai bahan-bahan yang diberikan guru seperti slide powerpoint dan catatan-catatan materi saat mendengarkan penyampaian materi dari guru.
2. Sesuaikan metode belajar terhadap waktu yang tersedia dan gunakan kaidah terbalik.
Kadang kala metode belajar kitapun harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Untuk ujian Akhir Semester atau Ujian Tengah Semester biasanya diinformasikan sejak jauh-jauh hari. Tapi untuk kuis mata Sekolah tertentu, kadang kala diinformasikan secara mendadak bahkan tidak diberitahukan sama sekali.
Apabila waktu menjelang ujian cukup banyak, maka kita bisa mempersiapkannya secara maksimal. Dan salah satu tips yang bisa kita terapkan adalah menggunakan kaidah terbalik (Apa itu?). Misalkan kita mengalokasikan waktu selama sepekan saat minggu tenang (apa minggu tegang?) untuk mempersiapkan ujian selama sepekan juga. Maka hari senin di minggu tenang kita gunakan untuk ujian hari sabtu, selasa untuk hari jum’at dan seterusnya hingga ujian hari senin kita persiapkan di sabtu/ahadnya. Apabila hal ini dilakukan maka untuk persiapan ujian hari senin kita tidak akan double.
Harapannya, metode belajar SKS (Sistem Kebut Semalam) atau bahkan SKSS(Sistem Kebut setelah Subuh) bisa mulai kita tinggalkan, kecuali untuk ujian yang infonya diberikan secara mendadak maka kadang kala metode ini di summon kembali.
3. H-tertentu = konsep dan kerjakan soal, H-1 = belajar soal
Beberapa pekan sebelum pekan ujian, kita gunakan untuk belajar konsep secara matang serta digunakan untuk mengerjakan soal-soal yang ada baik soal ujian tahun kemarin, tugas-tugas atau yang lainnya. Sedangkan pada saat di pekan ujiannya saat malamnya atau saat besoknya ujian, kita gunakan untuk mempelajari ulang soal-soal yang sudah kita kerjakan sebelumnya. Agar saat ujian kita tidak mengalami kelelahan.
4. Bedakan metode belajar hafalan dan hitungan
Antara teknik belajar untuk ujian hitungan dan hafalan harus dibedakan jangan disamaratakan. Untuk ujian hitungan yang harus diperbanyak adalah latihan soal-soal. Jangan mengandalkan membaca soal jawab saja, karena bisa jadi pada saat kita membacanya faham tapi saat diaplikasikan saat ujian kita akan menjadi lupa. Dengan sering mengerjakan soal-soal hitungan maka kita akan terbiasa atau terotomatisasi dalam mengerjakan soal-soal yang serupa.
Beda saat kita akan menghadapi ujian hafalan atau konsep maka metode yang bisa kita terapkan adalah dengan sistem baca, fahami, seleksi dan hapalkan. Maksudnya untuk awalan kita baca bahan ujian kita misalnya buku pegangan belajar atau handout dari guru sekali secara total sambil berusaha untuk memahaminya. Selanjutanya kita baca ulang sekaligus menandai informasi yang kita anggap penting. Setelah itu kita tinggal baca dan hafalkan yang kita tandai tadi saja.
5. Belajar kelompok
Belajar kelompok cukup efektif untuk mengakselerasi pemahaman kita. Terutama untuk siswa yang mempunyai gaya belajar Auditori. Dalam diskusi akan terjadi sharing knowledge, karena kadang kala tingkat penerimaan kita saat Sekolah atau belajar mandiri bervariasi.
6. Sering mengulang-ulang
Terakhir  adalah kita harus sering mengulang-ngulang apa yang kita pelajari, baik untuk hafalan maupun latihan soal hitungan

Saat Hari-H
1. Persiapkan alat tulis seperlunya dan jangan lupa bawa jam tangan
Dengan kita mempersiapkan alat tulis dengan lengkap atau seperlunya, maka kita ekan lebih efekti dalam mengerjakan tidak meminjam kanan kiri. Selain itu kita tidak akan mengganggu  peserta ujian lain.
Kemudian jangan lupa membawa alat penunjuk waktu (jam tangan) apabila ternyata dalam ruangan tempat kita ujian tidak disediakan jam dinding. Hal ini penting untuk membuat estimasi waktu dalam pengerjaannya.
2. Datang min 30 menit sebelum ujian
Dengan datang  beberapa menit sebelum ujian, maka kita akan mempunyai waktu untuk menyiapkan mental atau psikologis kita supaya lebih siap. Lain ceritanya kalau kita telat, selain waktu kita berkurang maka mental kita mengalami shock sesaat. Bisa jadi kita tidak akan bisa berkonsentrasi secara penuh untuk mengerjakan soal ujian.
3. Jangan Takut Jujur
“Menyontek itu sudah budaya kita pak”, kata salah satu murid saya yang terjangkit virus nyontek stadium akut. Padahal guru loh sudah tahu tingkat kemampuan masing-masing siswanya, jadi jika ada siswa yang mendadak bisa mendapatkan nilai bagus maka yakinlah….guru tersebut tidak akan mudah percaya begitu saja, dan lagi pula teman yang kita contek juga belum tentu benar jawabannya.
Bukakah hakikat dari ujian adalah cara untuk mengevaluasi dan mengukur kemampuan kita. Coba renungkan, pernakah pelaku kejahatan akan bangga dengan kejahatan yang dilakukannya tentu tidak, justru penjahat akan hidup dalam kegelisahan karena harus menutupi kejahatnnya. Sama halnya dengan mencontek, ketika kalian mencontek dan kalian mendapatkan nilai tinggi, nurani kalian sebenarnya tidak akan merasakan bangga sedikitpun, namun jika kita bisa lulus dengan usaha sendiri walaupun hanya dengan nilai yang “Ngepres” maka rasa bangga itu akan muncul dan kepuasan akan kita peroleh.
4. Berdoa sebelum dan Sesudah
Jangan lupa untuk membiasakan diri berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar ujian kita diberikan kemudahan serta diberikan hasil yang terbaik.
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (Al Mu’min : 60)
5. Posisi menentukan prestasi
Sebelumnya perlu dipahami dulu bahwa istilah posisi menentukan prestasi jangan diartikan kita harus dekat dengan siswa yang pintar sehingga kita bisa mencontek jawaban darinya “iku ngono duso rek!!!”. Saya lebih sepakat memaknai istilah ini seperti berikut, saat ujian usahakan agar kita bisa duduk di depan jangan di belakang. Dengan kita duduk di depan kita akan mendapatkan dua keuntungan. Pertama, peluang kita untuk menyontek akan sangat kecil. Kedua, kita akan lebih fokus atau tenang ketika ujian karena kita tidak melihat kondisi teman-teman kita yang di belakang. Kadang kala pada saat melihat temen kita ada yang curang atau lebih duluan selesai akan menggau konsentrasi kita. Oleh karena itu sangat penting untuk duduk paling depan kecuali untuk ujian yang tempat duduknya sudah ditetapkan.
6. Ikuti petunjuk Guru
Kita harus cermat terhadap petunjuk ujian. Karena kadang kala, guru memberikan petunjuk ujian yang aneh-aneh dan seandainya kita tidak mengikutinya ujian kita akan digugurkan. Contohnya di SMA Hidayatus Salam pengoreksian lembar jawaban dilakukan menggunakan Scanner sehingga ada beberapa aturan yang harus benar-benar dipahami siswa terkait cara pengisian lembar jawaban tersebut, seperti ; mengisi kode soal, menggunakan pensil khusus (2B), menghitamkan arsiran jawaban, dll.
7. Kerjakan  yang lebih mudah dan semampunya
Kerjakan soal-soal diberikan dari yang paling mudah atau paling kita bisa agar waktunya bisa efektif. Kadang kala waktu kita habis saat kita memikirkan satu soal susah yang tidak kunjung mendapatkan jawabannya. Tidak perlu memaksakan menjawabnya apabila kita tidak bisa mengerjakannya. Dan jangan membuat jawaban yang aneh-aneh.
Alkisah ada siswa yang tidak bisa mengerjakan, kemudian menulis dalam lembar jawabannya “hanya Allah yang bisa mengerjakan soal ini”. Lalu sang gurupun menuliskan dalam lembar jawaban yang sudah diperiksanya, “Kalau gitu Allah dapat A, anda dapat E”. (hehehe). Ada juga yang menuliskan dalam lembar jawabannya kata-kata memelas. Misalnya “Pak saya sudah belajar tapi mohon maaf kok masih belum bisa jawab, pliss jangan kasih nilai yang jelek-jelek amat pak” (hehehe.. nyang-nyangan koyok nang pasar wae)

Saat Selesai Ujian
1. Bersyukurlah terhadap hasil          
Saat ujian sudah selesai dan hasilnya sudah keluar. Maka kita harus memberikan respon yang positif. Saat nilainya sesuai atau bahkan lebih dari yang diharapkan, maka bersyukurlah karena dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Jika kamu bersyukur akan nikmat yang Aku berikan kepadamu, niscaya akan Aku tambah nikmat tersebut kepadamu, namun jika kamu kufur akan nikmat-Ku, ingatlah bahwa azab-Ku sangat pedih”.(QS Ibrahim :7)
Saat hasil tidak sesuai dengan harapan kita bersabarlah, karena bisa jadi Allah Subhanahu Wa Ta’ala mempunyai rencana yang lebih baik. Misalnya agar kita belajar lebih keras lagi dan lain-lain. Wallahu’alam.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah SWT mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui”. (QS. Al Baqarah : 216)
2. Lakukan Evaluasi
Dari hasil yang ada kita lakukan evaluasi terhadap teknik belajar kita agar untuk ujian selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Itulah beberapa tips dari saya dalam mempersiapkan Ujian terutama UAS. Semoga bermanfaat dan yang paling penting adalah ikhlasunniyat (ikhlaskan niat kita) dalam menghadapi ujian tersebut.. BrrrSemangat..!
Wallahu’alam bishowab..
Dari hasil yang ada kita lakukan evaluasi terhadap teknik belajar kita agar untuk ujian selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Itulah beberapa tips dari saya dalam mempersiapkan Ujian terutama UAS. Yang paling penting adalah ikhlasunniyat (ikhlaskan niat kita) dalam menghadapi ujian tersebut, terus bersemangatlah Siswa-Siswi SMA Hidayatus Salam, jangan takut dan jangan bersedih sesungguhnya Allah SWT bersama kita.

Wallahu’alam bishowab..
 
 Semoga Bermanfa'at, Amin!



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Urine Siswa SMA Hidayatus Salam Diperiksa

Posted by : Ekstra Jurnalistik SMA Hidayatus Salam Lowayu


(Foto:ali/portalgresik.com)


GRESIK DUKUN (portalgresik.com) – Sekitar 100 siswa dari SMA Hidayatus Salam Kecamatan Dukun dites urinenya oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten  Gresik. Hal ini dilakukan dalam rangka sosialisasi narkoba terhadap generasi muda, Senin (10/9).

Sebagian siswa merasakan jika sosialisasi ini menambah wawasan buat mereka. Sebab yang mereka ketahui tentang narkoba hanya sepotong-sepotong yang diperoleh dari teman atau media massa.
“Ternyata memang begitu bahaya dampak yang diakibatkan jika kita mengkonsumsi narkoba,” kata Angelina, salah satu siswi kelas XII sambil menyerahkan sampel urinenya ke petugas.
Kasi Pemberdayaan pada BNN Kab Gresik, Enny Kustyowati menjelaskan jika pengambilan sampel urine bukan untuk mencari kesalahan, tetapi buat mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kalau ketahuan ada yang positif dan perlu dilakukan tindakan, maka akan tangani dengan seksama,” jelas Enny kepada portalgresik.com
Ia menambahkan, pengambilan sampel urine di SMA di Lowayu ini karena berdekatan dengan salah satu tempat yang dulunya dibuat prostitusi, sedangkan Desa Lowayu adalah sebagai barometer Kecamatan Dukun, sekaligus daerah perbatasan Gresik- Lamongan.
Kepala SMA Hidayatus Salam Ahmad Misbahul Munir menyambut positif  sosialisasi  narkoba untuk menciptakan lingkungan sekolah bebas narkoba.  Tersebut. “Kami berharap agar siswa bisa mengambil hikmah sekaligus dapat menjadi contoh bagi lingkungannya, ” jelasnya. (ali/vet)


di poskan pada hari Senin, 10 September 2012
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Permulaan Berdirinya SMA HIDAYATUS SALAM (SMAHITS) Lowayu Dukun Gresik

 Posted by : Ekstra Jurnalistik SMA Hidayatus Salam Lowayu

Pada tahun 2004, keinginan masyarakat Lowayu untuk memiliki Sekolah Menengah Atas dengan biaya terjangkau, berkwalitas dan dapat memantau aktifitas siswa secara itensif semakin menguat. Hal ini oleh Pengurus LP Ma’arif NU Hidayatus Salam direspon dengan melakukan jajak pendapat secara langsung kepada orang tua, calon siswa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan praktisi pendidikan.

Hasilnya, berdirilah SMA Hidayatus Salam. Karenanya keberadaan SMA ini merupakan representasi keinginan masyarakat Lowayu, sehingga kwalitas dan prestasi yang diraih SMA Hidayatus Salam sesungguhnya adalah keberhasilan masyarakat Lowayu.

Prestasi Akademik
· 4 X Tahun ajaran lulus 100 %
· Tim Majalah Dinding favorit Se- PW LP Ma’arif NU Jawa Timur
· 3 X Sukses Mading Expo 3 Dimensi
· 55 % Tenaga Pendidik sudah dan akan meraih gelar Magister

Prestasi Olah Raga Dan Kreatifitas
· Juara Umum Putri Jambore Ranting Kec. Dukun
· 2 X Juara I Gerak Jalan Kec. Dukun
· 2 X Menjadi Paskibraka HUT RI Kec. Dukun
· 2 X Juara Iii Bola Volly SMA Putra Se-Kab. Gresik
· Juara Umum Bola Volly SMA Putra Kec. Dukun

Prestasi Seni Budaya
· Juara I Festival Pantomim Semar Jatim
· 10 Besar Festival Monolog Se-Jawa Bali
· Sutradara Berbakat Festival Teater Pelajar Se-Jawa Timur
· Wakil Kab. Gresik dalam Parade Teater Pelajar Se-Jawa Timur
· 3 X Sukses Terminal Budaya

Ekstrakurikuler
* Teater nDrinding
* Pramuka Pecinta Alam
* Band SMA Hits
* Qosidah Modern Sakura
* Karya Ilmiyah Remaja
* Jurnalistik Windows SMA Hits
* Olah Raga Prestasi
* Kajian Keislaman

Fasilitas
· Laboratorium IPA
* Laboratorium Computer
* Tempat Ibadah
* Kantin
* Perpustakaan
* Jaringan Internet
* LCD/Proyektor

di poskan hari Rabu, 22 September 2010
www.smahits.net


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Studi Banding Jurnalistik SMA Hidayatus Salam

Untuk lebih memahami mengenai dunia jurnalistik dan seluk-beluk manajemen media jurnalistik, redaksi mading sekolah SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik, Jum’at (23/11) kemarin studi banding ke SMA Muhammadiyah 1 Gresik. Rombongan redaksi ini diterima oleh tim Humas di Innovative Room.
Rohmat, pembina jurnalistik SMA Hidayatus Salam tahun 2012, berharap dengan kunjungan ini para awak redaksi majalah dinding yang diantarnya bisa mengembangkan media jurnalistik di sekolah lebih baik lagi. “Terutama dengan adanya kunjungan ini kami berharap bisa meningkatkan spirit dalam kegiatan jurnalistik di sekolah,” harapnya.
Kepada para redaksi ini, waka Humas SMA Muhammadiyah 1 Gresik M. Choiruz Zimam, M.Si,  menerima dengan rendah hati. “Kami sadar bukan yang terbaik, tapi ada beberapa yang bisa kita bagi informasi tentang pengelolaan majalah sekolah.”
Dalam studi banding ini, para redaksi SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun yang semuanya siswi perempuan banyak bertanya seputar teknis pengelolaan media, terutama dalam hal penentuan sudut pandang pemberitaan. Menjawab pertanyaan ini, Dewi Musdalifah staf Humas SMA Muhammadiyah 1 Gresik yang juga merupakan pembina jurnalistik di sebuah SD swasta menyarankan agar redaksi mengambil sudut pandang yang tidak biasa. “Kalau pembahasannya sudah diketahui orang, media itu tidak akan dibaca. Carilah sudut pandang yang di luar pandangan umum,” ujarnya.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Pelantikan Pengurus OSIS dan Laskar Bumi


Posted by : Ekstra Jurnalistik SMA Hidayatus Salam Lowayu


Pelantikan pengurus osis SMA HIDAYATUS SALAM Lowayu-Dukun-Gresik. Pelantikan Osis baru dan Laskar Bumi tersebut di ikuti oleh seluruh Dewan guru, TU, termasuk kepala sekolah Bapak Ahmad Misbahul Abidin, M.Pd.I dan juga di ikuti oleh semua siswa. Pelantikan di selenggarakan dengan penuh khidmat, tenang, dan tertib hingga selesai.
Para pengurus OSIS dan Laskar Bumi 2014/2015 memasuki lapangan apel kemudian berbaris sesuai dengan tempat yang di sediakan di depan siswa siswi yang lain. Pengurus OSIS dan Laskar Bumi yang akan segera di lantik sangat serius mengikuti tahap-tahap pelantikan dari pembacaan surat keputusan kepala sekolah, lalu di lanjutkan dengan ikrar janji pengurus OSIS dan Laskar Bumi serta serah terima jabatan.
Dan dengan begitu Pengurus OSIS dan Laskar Bumi SMA HIDAYATUS SALAM Lowayu-Dukun-Gresik periode 2014/2015 secara sah telah di lantik. Kemudian Bapak kepala sekolah memberi sambutan, beliau mengucapkan selamat kepada seluruh pengurus OSIS dan Laskar Bumi yang baru sekaligus mengucapkan banyak terima kasih kepada Pengurus OSIS dan Laskar Bumi yang lama. Semoga kepengurusan OSIS dan Laskar Bumi 2014/2015 yang baru di lantik ini dapat meneruskan perjuangan OSIS dan Laskar Bumi yang lama sekaligus dapat memberikan perubahan ke tingkat yang lebih baik lagi.
Kegiatan Pelantikan Pengurus OSIS dan Laskar Bumi ini merupakan bentuk pembelajaran kepemimpinan dan keorganisasian serta telah menjadi budaya sekolah. Melalui kegiatan ini akan terbentuk karakter atau watak siswa menjadi seorang calon pemimpin masa depan yang tangguh, berdedikasi dan Edukatif.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Dasar-Dasar Jurnalistik untuk Pemula

Posted by : Ekstra Jurnalistik SMA Hidayatus Salam Lowayu

 SETIAP (calon) wartawan wajib memahami dan menguasai dasar-dasar jurnalistik (basics of journalisme) agar menjalankan aktivitas jurnalistik dengan baik dan benar.

Wartawan profesional tidak sekadar "bisa nulis berita", tapi juga memahami dan menaati aturan yang berlaku di dunia jurnalistik, terutama kode etik jurnalistik.

Jika ada keluhan tentang kinerja wartawan, misalnya tulisannya "asal" atau beritanya "ngawur" --dari segi penulisan ataupun dari segi substansi, kemungkinan besar sang wartawan belum/tidak memahami dan menguasai dasar-dasar jurnalistik.

Bisa jadi, ia menjadi wartawan hanya bermodal "bisa nulis", tidak punya bekal dasar-dasar jurnalistik sebagaimana peserta pelatihan atau mahasiswa jurnalistik.

Ruang Lingkup Dasar-Dasar Jurnalistik

Dasar-Dasar Jurnalistik adalah hal-hal mendasar tentang dunia jurnalistik yang meliputi dua hal:
  1. Pengetahuan (knowledge)
  2. Keterampilan (skill) jurnalistik
Dasar-Dasar Jurnalistik dalam hal pengetahuan yang terpenting adalah pengetahuan tentang "istilah-istilah kunci" (key terms) atau "kata kunci" (keywords) seperti sejarah dan asal-usul kata jurnalistik itu sendiri, pengertian jurnalistik, produk jurnalistik, berita, reportase, kode etik jurnalistik, bahasa jurnalistik, pers, media, wartawan, reporter, redaksi, editor, dan sebagainya.

Dasar-Dasar Jurnalistik dalam hal keterampilan yang terpenting adalah teknik reportase, termasuk wawancara, dan penulisan berita karena berita merupakan produk utama jurnalistik sekaligus karya utama wartawan (jurnalis).

Pengertian Jurnalistik

Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang:
  1. Harfiyah
  2. Konseptual/Teoretis
  3. Praktis
Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasal kata jurnalistik dari bahasa Yunani Kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.

Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang:
  1. Proses.
  2. Teknik.
  3. Ilmu.
Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).

Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.

Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa.

Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan.

Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa.

Dari pengertian jurnalistik secara praktis ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik:
  1. Informasi
  2. Penyusunan informasi
  3. Penyebarluasan informasi
  4. Media massa.

Informasi : News & Views

Informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam dunia jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini).

Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) –aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga “informasi terbaru”. Jenis-jenis berita a.l.
  1. Berita langsung (Straight News/Spot News/Hard News)
  2. Berita opini (opinion news)
  3. Berita investigasi (investigative news)
  4. Berita ringan (Soft News)
Views adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atauperistiwa. Jenis informasi ini a.l. kolom, tajukrencana, artikel, suratpembaca, karikatur, pojok, dan esai.

Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut opini, yakni feature, yang merupakan perpaduan antara news dan views. Jenis feature yang paling populer adalah feature tips (how to do it feature), feature biografi, feature catatan perjalanan/petualangan, dan feature human interest.

Penyusunan Informasi

Informasi yang disajikan sebuah media massa tentu harus dibuat atau disusun dulu. Yang bertugas menyusun informasi adalah bagian redaksi (Editorial Department), yakni para wartawan, mulai dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter, Fotografer, Koresponden, hingga Kontributor.

Pemred hingga Koresponden disebut wartawan. Menurut UU No. 40/1999, wartawan adalah “orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin”. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini:
1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan opini.
2. Menguasai bidang liputan (beat).
3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik.

News Processing

Teknis pembuatan informasi atau berita  terangkum dalam konsep proses pembuatan berita (news processing), meliputi:

1. News Planning = perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksimelakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yangakan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dankode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tematulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagiantugas di antara para wartawan.

2. News Hunting = pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksidan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahanberita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensiatau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara.

3. News Writing = penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukanpenulisan naskah.

4. News Editing = penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulisharus disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi).Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematikapenulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yangmenarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space ataukolom yang tersedia.

Setelah keempat proses tadi dilalui, sampailah pada proses berikutnya, yakni proses pracetak berupa Desain Grafis, berupa lay out (tata letak), artistik, pemberian ilustrasi atau foto, desain cover, dll. Setelah itu langsung ke percetakan (printing process).

Penyebarluasan Informasi

Yakni penyebarluasan informasi yang sudah dikemas dalam bentuk media massa (cetak). Ini tugas bagian marketing atau bagian usaha (BusinessDepartment) –sirkulasi/distribusi, promosi, dan iklan. Bagian ini harus menjual media tersebut dan mendapatkan iklan.

Media Massa

Media Massa (Mass Media) adalah sarana komunikasi massa (channel ofmass communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak.

Ciri-ciri (karakteristik) medi massa adalah:
  1. Disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas)
  2. Pesan atau isinya bersifat umum (universalitas)
  3. Tetap atau berkala (periodisitas)
  4. Berkesinambungan (kontinuitas)
  5. Berisi hal-hal baru (aktualitas).
Jenis-jenis media massa yaitu:
  1. Media Massa Cetak (Printed Media)
  2. Media Massa Elektronik (Electronic Media)
  3. Media Online (Cybermedia)
Yang termasuk media elektronik adalah radio, televisi, dan film. Sedangkan media cetak –berdasarkan formatnya— terdiri dari koran atau suratkabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku. Media Online adalah website internet yang berisikan informasi- aktual layaknya media massa cetak.

Produk Utama Jurnalistik: Berita

Aktivitas atau proses jurnalistik utamanya menghasilkan berita, selain jenis tulisan lain seperti artikel dan feature. Berita adalah laporan peristiwa yang baru terjadi atau kejadian aktual yang dilaporkan di media massa.

Tahap-tahap pembuatan/penulisan berita adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai berita –aktual, faktual, penting, dan menarik—dengan “mengisi” enam unsur berita 5W+1H (What/Apa yang terjadi, Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu, Where/Di mana kejadiannya, When/Kapan terjadinya, Why/Kenapa hal itu terjadi, dan How/Bagaimana proses kejadiannya)

2. Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik –spesifik= kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), mudah dipahami orang awam.

3. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead. (www.romelteamedia.com).*


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Dasar-Dasar Jurnalistik Dakwah

Dasar-Dasar Jurnalistik Dakwah
JURNALISTIK Dakwah --dikenal juga sebagai Jurnalistik Islam atau Jurnalistik Islami-- adalah  jurnalistik yang mengusung visi-misi syiar Islam.
Jurnalistik Dakwah awalnya identik dengan Dakwah Bil Qolam (Dakwah Bil Kitabah, Dakwah Bit Tadwin), yaitu dakwah dengan tulisan, seperti lewat tulisan di media massa cetak dan buku, mengingat "pengertian konvensional jurnalistik" yang identik dengan media cetak --suratkabar, tabloid, majalah, atau buletin.
Namun, seiring perkembangan media, jurnalistik dakwah tidak lagi terbatas di media cetak, tapi juga media elektronik (Radio/Televisi) dan media siber (cybermedia, media online, media internet). 
Feature radio atau feature televisi, misalnya, jika mengandung kebaikan, kebenaran, dan bernilai syi'ar Islam, maka itu termasuk produk jurnalistik dakwah. 

Definisi Jurnalistik Dakwah

Dalam buku Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qolam (Rosdakarya, 2003), saya mendefinisikan Jurnalistik Dakwah atau Jurnalistik Islami sebagai suatu proses meliput, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai kebenaran yang sesuai dengan ajaran Islam, khususnya yang menyangkut agama dan umat Islam.
Jurnalistik Dakwah dapat juga dimaknai sebagai “proses pemberitaan atau pelaporan tentang berbagai hal yang sarat dengan muatan dan sosialisasi nilai- nilai Islam”.
Dapat disimpulkan, jurnalistik dakwah yaitu proses peliputan dan pelaporan peristiwa yang mengandung pesan dakwah berupa ajakan ke jalan Allah SWT.

Setiap berita, artikel opini, ataupun featyre yang mengandung seruan secara langsung dan tidak langsung, tersurat ataupun tersurat, untuk beriman, berbuat baik (beramal saleh), dan bertakwa kepada Allah SWT masuk dalam kategori jurnalistik dakwah.
Dalam literatur jurnalistik, Jurnalistik Dakwah masuk dalam jenis Crusade Journalism, yaitu jurnalistik yang memperjuangkan nilai-nilai tertentu, yakni nilai-nilai Islam. Jurnalistik Islami mengemban misi ‘amar ma'ruf nahyi munkar (QS 3:104).
Jurnalistik Dakwah juga masuk kategori Jurnalisme Profetik (Jurnalisme Nabawi), yaitu jurnalistik yang mengemban misi (risalah) kenabian --menegakkan tauhid dan syiar Islam.

Landasan Jurnalistik Dakwah

"Dasar hukum" Jurnalistik Dakwah yaitu ayat Al-Quran yang juga menjadi dasar aktivitas dakwah secara umum:
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran:104).
Menyeru kepada kebaikan (al-khair) dan 'amar ma'ruf nahyi munkar, berdasarkan ayat tersebut, menjadi visi-misi jurnalistik dakwah. Informasi, pesan, tulisan, atau berita yang disebarkan dalam konteks jurnalistik dakwah senantiasa mengacu pada kebaikan dalam perspektif Islam dan bertujuan menegakkan kebenaran serta mencegah hal-hal munkar (bertentangan dengan syariat Islam).

Ideologi Jurnalis Muslim

Jurnalistik Dakwah harus menjadi ideologi para jurnalis Muslim. Ideologi ini akan mendorong munculnya ghirah, semangat, membela kepentingan Islam dan umatnya, juga menyosialisasikan nilai-nilai Islam, sekaligus meng-counter dan mem-filter derasnya arus informasi jahili dari kaum anti-Islam.

Ciri khas jurnalistik dakwah adalah menyebarluaskan informasi tentang perintah dan larangan Allah SWT. Ia berpesan (memberikan message) dan berusaha keras untuk mempengaruhi komunikan/khalayak, agar berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.

Jurnalistik Dakwah tentu saja menghindari gambar-gambar ataupun ungkapan-ungkapan pornografis, menjauh­kan promosi kemaksiatan, atau hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti fitnah, pemutarbalikkan fakta, berita bohong, mendukung kemunkaran, dan sebagainya. Jurnalistik Islami harus mampu mempengaruhi khalayak agar menjauhi kemaksiatan, perilaku destruktif, dan menawarkan solusi Islami atas setiap masalah.

Jurnalis Muslim: Juru Dakwah

Jurnalis Muslim adalah sosok jurudakwah (da’i) di bidang pers atau media yang terikat dengan nilai-nilai, norma, dan etika Islam dalam meliput, menulis, dan menyebarluaskan berita.

Karena jurudakwah menebarkan kebenaran Ilahi, maka jurnalis Muslim laksana “penyambung lidah” para nabi dan ulama. Karena itu, ia pun dituntut memiliki sifat-sifat kenabian, seperti Shidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah.

Shidiq artinya benar, yakni menginformasikan yang benar saja dan membela serta menegakkan kebenaran itu. Standar kebenarannya tentu saja kesesuaian dengan ajaran Islam (al-Quran dan as-Sunnah). Amanah artinya terpercaya, dapat dipercaya, karenanya tidak boleh berdusta, memanipulasi atau mendistorsi fakta, dan sebagainya.

Tabligh artinya menyampaikan, yakni menginformasikan kebenaran, tidak menyembunyikannya. Sedangkan fathonah artinya cerdas dan berwawasan luas. Jurnalis Muslim dituntut mampu menganalisis dan membaca situasi, termasuk membaca apa yang diperlukan umat.

Jurnalis Muslim bukan saja para wartawan yang bergama Islam dan comitted dengan ajaran agamanya, melainkan juga para cendekiawan Muslim, ulama, mubalig, dan umat Islam pada umumnya yang cakap menulis di media massa.

Lima Peran Jurnalis Dakwah

Setidaknya ada lima peranan jurnalis Muslim, yaitu:

1. Sebagai Pendidik (Muaddib). 
Jurnalis Muslim atau Jurnalis Dakwah melaksanakan fungsi edukasi yang Islami. Ia harus lebih menguasai ajaran Islam daru rata-rata khalayak pembaca. Lewat media massa, ia mendidik umat Islam agar melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Ia memikul tugas mulia untuk mencegah umat Islam dari berperilaku yang menyimpang dari syariat Islam, juga melindungi umat dari pengaruh buruk media massa non-Islami yang anti-Islam.

2. Sebagai Pelurus Informasi (Musaddid). 
Setidaknya ada tiga hal yang harus diluruskan oleh para jurnalis Muslim:
  1. Informasi tentang ajaran dan umat Islam. 
  2. Informasi tentang karya-karya atau prestasi umat Islam. 
  3. Dituntut mampu menggali --melakukan investigative reporting-- tentang kondisi umat Islam di berbagai penjuru dunia.
Peran Musaddid terasa relevansi dan urgensinya mengingat informasi tentang Islam dan umatnya yang datang dari pers Barat biasanya biased (menyimpang, berat sebelah) dan distorsif, manipulatif, alias penuh rekayasa untuk memojokkan Islam yang tidak disukainya. Di sini, jurnalis Muslim dituntut berusaha mengikis fobi Islam (Islamophobia) yang merupakan produk propaganda pers Barat yang anti-Islam.

3. Sebagai Pembaharu (Mujaddid)
Yakni penyebar paham pembaharuan akan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam (reformisme Islam). Jurnalis Muslim hendaknya menjadi “jurubicara” para pembaharu, yang menyerukan umat Islam memegang teguh al-Quran dan as-Sunnah, memurnikan pemahaman tentang Islam dan pengamalannya (membersihkannya dari bid’ah, khurafat, tahayul, dan isme-isme asing non-Islami), dan menerapkannya dalam segala aspek kehidupan umat.

4. Sebagai Pemersatu (Muwahid)
Yaitu harus mampu menjadi jembatan yang mempersatukan umat Islam. Oleh karena itu, kode etik jurnalistik yang berupa impartiality (tidak memihak pada golongan tertentu dan menyajikan dua sisi dari setiap informasi atau both side information) harus ditegakkan. 

5. Sebagai Pejuang (Mujahid)
Yaitu pejuang-pembela Islam. Melalui media massa, jurnalis Muslim berusaha keras membentuk pendapat umum yang mendorong penegakkan nilai-nilai Islam, menyemarakkan syiar Islam, mempromosikan citra Islam yang positif dan rahmatan lil’alamin, serta menanamkan ruhul jihad di kalangan umat.

Yang Terabaikan: Profesionalisme!

Saat ini, alhamdulillah, banyak sekali media Islam, terutama di internet (media online). Namun, banyak media Islam terkesan mengabaikan teknik/skill dan kode etik jurnalistik. 
Kelemahan itu tampak dari kualitas berita --dari sisi redaksional-- yang mereka tampilkan, terutama para penulis atau wartawannya "tidak bisa menahan diri" untuk beropini dalam menulis berita. Wartawan media Islam online juga tampak tidak bisa mengendalikan emosinya dalam menulis berita.

Tidak salah, namun hal itu berpengaruh pada kualitas berita secara jurnalistik. Bercampurnya fakta dan opini, bukan saja melanggar kode etik pemberitaan, namun juga menghasilkan berita yang "kurang enak" dibaca, terutama oleh mereka yang "ghirah keislamannya" kurang.

Selain soal pencampuran fakta dan opini, wartawan media Islam online juga tampak lemah dalam penguasaan bahasa jurnalistik. Masih banyak didapatkan berita-berita yang berisi kata mubazir dan kata jenuh, mehingga mengurangi efektivitas kalimat dan naskah berita secara keseluruhan.

Jurnalis Dakwah atau pengelola media Islam hendaknya profesional, yakni menguasai ilmu, teori, dan skill jurnalistik dengan baik. Islam juga memerintahkan demikian:

"Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla" (HR. Ahmad).
Kelamahan media Islam online secara umum adalah "sektarian", dalam arti berpihak pada kelompok atau organisasi tertentu. Sebuah media yang "sektarian" akan merugikan media itu sendiri secara ideal dan komersial (bisnis).
Demikian pemikiran atau konsep versi saya tentang Dasar-Dasar Jurnalistik Dakwah yang bisa dikembangkan dan diterapkan. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments